TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia dan Singapura memutuskan menghentikan proyek pembangunan kereta cepat alias high-speed rail atau HSR yang menghubungkan dua negara. Atas penghentian proyek tersebut, Kuala Lumpur akan membayar kompensasi atas dana yang sudah dikeluarkan.
Dilansir dari Reuters, proyek kereta cepat antara dua negara ini sudah lama tertunda. Proyek tersebut pertama kali diumumkan pada 2013. Pembangunan jalur kereta sepanjang 350 kilometer yang menghubungkan Kuala Lumpur ke Singapura diperkirakan para analis akan menghabiskan biaya US$ 17 miliar atau sekitar Rp 237 triliun (asumsi kurs Rp 13.937 per dolar AS).
Proyek tersebut kemudian ditangguhkan pada 2018. Saat itu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berjanji akan memperketat keuangan dan meninjau kesepakatan besar yang dibuat pendahulunya, Najib Razak.
Pada Mei 2020 lalu, penangguhan tersebut diperpanjang enam bulan untuk kemudian diadakan diskusi tentang perubahan proyek. Malaysia telah mengusulkan beberapa perubahan pada proyek tersebut. Namun, dua negara tidak dapat mencapai kesepakatan sebelum masa penangguhan berakhir di 31 Desember 2020.
Kondisi tersebut kemudian diumumkan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui sebuah pernyataan bersama. "Kedua negara akan mematuhi kewajiban masing-masing, dan sekarang akan melanjutkan tindakan yang diperlukan, sebagai akibat dari penghentian perjanjian HSR ini," kata pernyataan yang dirilis oleh kantor Muhyiddin.