TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan jumlah investor di pasar modal terus tumbuh di tengah pandemi Covid-19 menjadi 3,87 juta investor pada akhir tahun ini. Artinya, jumlah itu meningkat 56 persen di sepanjang tahun 2020.
Sejalan dengan itu, transaksi investor juga meningkat signifikan, sekitar 73 persen dibanding tahun lalu, mencapai 94 ribu investor per hari. Bahkan, BEI juga mencatat adanya peningkatan aktivitas investor retail.
"Melonjak empat kali lipat dalam sebelas bulan terakhir. Ini adalah tahunnya investor retail di pasar modal Indonesia. Semoga menjadi pondasi besar dalam pertumbuhan pasar modal ke depan," ujar Inarno dalam siaran langsung, Rabu, 30 Desember 2020.
Inarno mengatakan pandemi Covid-19 telah menjadi isu utama sepanjang tahun 2020. Hal ini memaksa semua pihak untuk melakukan transformasi terhadap seluruh proses bisnis yang telah dijalankan selama ini.
"Perkembangan pasar modal kita di penghujung 2020 telah mengarah ke jalur yang sangat positif. Alhamdullilah respons pasar mulai membaik seiring dukungan pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional," ujar Inarno.
Respons pasar, ujar Inarno, tercermin dari kinerja indeks harga saham gabungan yang menunjukkan perbaikan di semester II 2020, diikuti lonjakan likuiditas perdagangan yang mencapai Rp 9,18 triliun per hari. Jumlah frekuensi perdagangan, menurut dia, mencapai tren tertinggi bahkan membukukan jumlah frekuensi perdagangan tertinggi di antara bursa kawasan ASEAN dalam 3 tahun terakhir.
Tren positif juga diikuti sejumlah perusahaan yang melakukan IPO di tahun ini. "Terima kasih kepada OJK dan seluruh stakeholder pasar modal yang sudah membantu bursa memfasilitasi 51 perusahaan untuk tercatat di sepanjang 2020, dan turut serta mengantarkan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI mencapai 713 perusahaan," tutur Inarno.
Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal Naik 34 Persen, KSEI: 70 Persennya Berusia Muda
CAESAR AKBAR