Rute kedua, Stasiun Bogor-Kebun Raya Bogor-Jalan Tol Ciawi-Simpang Gadog-R.A Gunung Mas dengan panjang rute 29,67 Km. Rute ketiga, Pasar/Simpang Ciawi- Simpang Gadog-R.A Gunung Mas sepanjang 17,79 Km. Rute keempat, Terminal Bubulak-Jalan Tol Sentul Selatan-Jalan Tol Jagorawi-Simpang Gadog-R.A Gunung Mas sepanjang 39,04 Km.
Rute kelima, Cibubur (Harjamukti/ Cibubur Junction)-Tol Jagorawi-Simpang Gadog-R.A Gunung Mas sepanjang 50,37 Km. Lebih lanjut, trayek ini sudah disiapkan anggaran pada 2021 sebesar Rp75 miliar untuk dapat beroperasi. Waktu operasi mulai pukul 05.00 hingga 21.00 WIB dengan headway per 30 menit.
"Sifatnya masih pilot project dan anggaran terbatas akan lakukan 5 rute, mudah-mudahan bisa kurangi kemacetan di Jalur Puncak. Untuk implementasi ini perlu fasilitas pendukung. Identifikasi penumpang ke puncak, ada segmen pengguna transportasi umum dapat beralih dari pengguna KRL dan pengguna mobil," kata dia.
Dia menerangkan perlu akomodasi fasilitas park and ride dari masing-masing segmen (pengguna angkutan umum dan kendaraan pribadi) yang perlu diakomodasi dengan fasilitas park and ride dan dapat berubah menjadi kawasan transit oriented development (TOD).
"Selain itu perlu pembangunan halte-halte atau shelter BTS dengan berbagai kelengkapan kami sudah coba bekerjasama dengan pihak Korea masih pembicaraan memasang dalam bus dan halte semacam sistem informasi sehingga bisa mengetahui lebih rinci terkait rencana perjalanan masyarakat," katanya.
Polana menjelaskan perlu adanya dukungan prasarana berupa titik-titik halte penumpang di 12 titik. Rencananya, perlu dibangun 23 halte di dua sisi atau hitungannya masing-masing lajur perlu 11 halte dengan titik akhir yang sama yakni rest area Gunung Mas. Selain itu, perlu pula dibangun jembatan penyeberangan pada tiga titik dengan perhatikan aspek keselamatan.
"Kalau BTS bisa mengurangi 15--20 persen akan dilanjutkan subsidi BTS ini dengan skema multiyears atau tahun jamak," imbuhnya.