Selanjutnya, Adrian menyoroti likuiditas domestik yang berlimpah diharapkan akan meningkatkan sisi permintaan konsumsi jika vaksinasi sukses dilaksanakan di Indonesia. Alhasil saham-saham yang merupakan proxy dari konsumsi domestik yang bersifat discretionary akan diuntungkan.
Menurut Adrian, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari suku bunga global yang rendah dan likuiditas yang masih berlimpah. Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia masih sangat menarik, sehingga mendorong arus dana asing masuk ke Indonesia.
Faktor terakhir adalah reformasi struktural pemerintah melalui Omnibus Law yang akan mengubah cara pandang investor asing terhadap Indonesia. Hilirisasi industri mineral juga akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia di kemudian hari.
“Hal ini akan berdampak positif terhadap penguatan daya beli di kemudian harinya, dan reformasi inilah yang membuat Indonesia berbeda ke depannya,” kata Adrian.
Baca: IHSG Dibuka Menguat, 3 Saham Ini yang Menjadi Favorit Investor