TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat N219 Nurtanio telah selesai diuji dan mendapatkan Type Certificate untuk laik terbang. Pesawat tersebut merupakan hasil penelitian dan pembuatan kolaborasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyatakan pencapaian pesawat N219 itu sangat membanggakan dan mendorong upaya menghidupkan kembali teknologi penerbangan teknologi kedirgantaraan. "Yang sudah dirintis ketika N250 pertama kali terbang pada 1995, tanggal 10 Agustus," katanya dalam acara Penyerahan Type Certificate Pesawat N219 dan Aero Summit 2020 di Jakarta, Senin, 28 Desember 2020.
Sertifikasi Tipe/Type Certificate (TC) adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat itu dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
Adapun penyerahan sertifikat dilakukan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono di Ruang Mataram kantor Kemenhub dan disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Bambang menjelaskan, sertifikat laik terbang itu adalah yang pertama diberikan untuk pesawat yang 100 persen dirancang, didesain dan akhirnya juga dibuat oleh putera puteri Indonesia.
Kegiatan itu sekaligus menjadi acara inti pada Aero Summit 2020 yang diinisiasi oleh Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan. Pesawat N219 Nurtanio telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).
Lebih jauh Bambang berharap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terus meningkat dari kondisi saat ini sebesar 44,69 persen.