TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat N219 hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional saat ini telah menyelesaikan seluruh rangkaian pengujian sertifikasi dan resmi memperoleh Type Certificate. Dengan rampungnya sertifikasi, pengembangan pesawat N219 direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada tahun 2021.
“Prototype pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 250 cycle dan Flight Hours sebanyak 275 jam, sedangkan prototype pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 telah menjalani Flight Cycle sebanyak 143 cycle dan Flight Hours sebanyak 176 jam,”, ujar Direktur Teknologi & Pengembangan PTDI Gita Amperiawan dalam keterangan tertulis, Senin, 28 Desember 2020.
Secara total pesawat N219 telah menyelesaikan 393 Flight Cycle dan 451 Flight Hours dalam proses sertifikasi ini. Pesawat buatan dalam negeri ini melakukan uji terbang perdana pada 16 Agustus 2017. Pada 10 November 2017, bertepatan dengan Hari Pahlawan, pesawat ini diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.
Type Certificate pesawat N219 diserahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono kepada Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro, disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi di Ruang Mataram, Gedung Kementerian Perhubungan RI, Jakarta.
Proses sertifikasi merupakan proses terpenting untuk menjamin keamanan dan keselamatan, mengingat pesawat tersebut kedepannya akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum. Sebagaimana hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).