TEMPO.CO, Jakarta - Momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh pada 12 Desember lalu atau 12.12 masih mencatatkan kenaikan transaksi. Berdasarkan hasil riset dari Nielsen Indonesia, Harbolnas tahun ini mencatat transaksi sebesar Rp 11,6 triliun. Angka itu lebih besar Rp 2,5 triliun atau naik 28 persen dibandingkan tahun lalu.
Director of Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri mengestimasi total penjualan saat Harbolnas itu 8,1 kali lebih banyak dibandingkan hari biasa."Yang menarik, kenaikan penjualan di wilayah Jawa naik 17 persen, sedangkan di luar Jawa naik hampir dua kali lipat yaitu 97 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," ujar Rusdy dalam konferensi virtual, Rabu 23 Desember 2020.
Rusdy berujar kontribusi penjualan produk lokal mencapai 48 persen atau Rp 5,6 triliun atau naik Rp 1 triliun dibandingkan tahun lalu. Dia mencatat kategori produk yang paling banyak dicari adalah fesyen sebesar 81 persen, kosmetik sebesar 50 persen, dan teknologi sebesar 36 persen.
Meski begitu, Nielsen mencatat beberapa produk yang mengalami kenaikan adalah produk perawatan pribadi (personal care) naik 21 persen, makanan dan minuman naik 19 persen, dan kebutuhan sehari-hari naik 16 persen. "Pada harbolnas sebelumnya ini tidak terjadi," tutur Rusdy.
Vice President Business Development Blibli dan Project Lead Blibli.com Cindy Kalensang berujar program Harbolnas Histeria yang digelar pada momen 10.10, 11.11, dan 12.12 telah mendorong kenaikan penjualan kategori groceries, produk kesehatan dan kecantikan dan utilities meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan rata-rata transaksi year-to-date.
Selain itu, Blibli.com juga melihat perubahan tren metode pembayaran saat Harbolnas 2020 berlangsung. "Tahun ini, pelanggan menggunakan kemudahan pembayaran non-tunai dalam bentuk uang elektronik, selain metode transfer uang tunai via Virtual Account, kartu kredit, Cash on Delivery (COD) dan internet banking," tutur Cindy.