TEMPO.CO, Jakarta - CEO PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) Hardi Wijaya Liong menyatakan pihaknya bakal bakal mengakuisisi 3.000 menara telekomunikasi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST). Dalam melakukan akuisisi itu, perseroan akan menggunakan dana internal dan fasilitas pinjaman bank.
Hardi menjelaskan, perseroan melalui anak perusahaannya PT Tower Bersama, telah menandatangani perjanjian jual beli aset bersyarat dengan IBST untuk pembelian sebanyak-banyaknya 3.000 menara, dengan nilai keseluruhan sebesar US$ 280 juta atau sekitar Rp 3,98 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dolar AS).
“Akuisisi ini melengkapi strategi utama kami yang berfokus pada pertumbuhan organik,” kata Hardi dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu, 23 Desember 2020.
Dalam kelanjutannya, penyelesaian transaksi ini masih membutuhkan berbagai persetujuan termasuk persetujuan pemegang saham dan pemberi pinjaman dari TBIG dan IBST. Transaksi ini diharapkan akan selesai menjelang akhir triwulan I tahun 2021.
Lebih jauh Hardi menyebutkan transaksi ini akan meningkatkan EBITDA perseroan sekitar 10 persen dan memiliki dampak penambahan langsung. Dengan adanya akuisisi ini, diperkirakan total menara telekomunikasi perseroan akan menjadi lebih dari 19.000 menara.
Per 30 September 2020, TBIG memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan DAS.
Adapun Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan dana untuk ekspansi non-organik tersebut akan berasal dari dua sumber, yakni kas internal perseroan dan cadangan fasilitas pinjaman bank. “Kombinasi pinjaman dan cash internal,” katanya.
Sementara untuk pertumbuhan secara organik yakni melalui pembangunan menara baru dan kolokasi menara, TBIG menyiapkan sekitar Rp 2 triliun. Dana itu dialokasikan sebagai pos belanja modal alias capital expenditure untuk tahun buku 2021 mendatang.
BISNIS
Baca: OJK Setujui Perusahaan Chairul Tanjung Lanjutkan Proses Akuisisi Bank Harda