TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG hari ini, Rabu, 23 Desember 2020, kembali terperosok di zona merah pada perdagangan terakhir. IHSG mengakhiri lajunya di level 6.008,70 setelah terkoreksi 0,24 persen dibandingkan penutupan kemarin.
Indeks bahkan sempat kembali jebol menyentuh level 5.853,26 pada awal perdagangan. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 190 saham menghijau, sedangkan 305 memerah dan 128 lainnya menguning alias tak beranjak dari posisinya pada penutupan kemarin.
Secara sektoral, sektor aneka industri terpantau mengalami koreksi paling dalam yakni 1,34 persen. Diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor konsumer yang masing-masing turun 0,75 persen dan 0,61 persen.
Sementara itu, pada akhir perdagangan hari ini total transaksi yang tercatat Rp 17,81 triliun dengan aksi jual bersih asing Rp 381,81 miliar di seluruh pasar. Adapun kapitalisasi pasar mencapai Rp 7.030,32 triliun.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai pelemahan indeks hari ini akibat tertekan oleh kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terukur. Selain itu, cuti bersama yang diterapkan pemerintah Indonesia membuat investor banyak melakukan aksi jual.
Sementara sentimen dari luar datang dari global hak veto Presiden AS Donald Trump terkait stimulus AS dan darurat militer turut menekan pasar.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menambahkan, koreksi pasar yang terjadi juga disebabkan oleh kepanikan investor atas mutasi baru virus Covid-19 yang ditemukan di Inggris. “Sentimen hari ini disebabkan oleh panic selling akibat sentimen negatif virus corona varian baru,” katanya.
Padahal sentimen reshuffle kabinet semula diperkirakan bakal mendorong pergerakan indeks. Namun ternyata IHSG malah tersungkur di zona merah kendati mampu bertahan di level 6.000.
BISNIS
Baca: Investor Suka Sandiaga Uno dan Risma, IHSG Akhir Tahun Berpotensi Terus Melejit