Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya pendapatan dari penerbangan berjadwal yang menjadi sumber utama pendapatan perseroan. Kontribusi pendapatan dari penerbangan berjadwal pada kuartal III/2020 tercatat sebesar US$917,28 juta, jauh di bawah perolehan kuartal III/2019 sebesar US$2,79 miliar.
Penerimaan perusahaan dari sektor penerbangan tidak berjadwal juga anjlok cukup dalam. Perusahaan hanya mampu mencetak pendapatan US$46,92 juta berbanding torehan kuartal III/2019 senilai US$249,91 juta.
Dengan performa tersebut, Garuda Indonesia membukukan rugi periode berjalan senilai US$1,09 miliar, berbalik dari posisi untung US$181,51 juta pada kuartal I/2019.
Baca: Bos Garuda Berencana Temui Sandiaga Uno untuk Bahas Sektor Wisata