Kinerja ekspor yang menghasilkan valuta asing di sisi lain diprediksi belum sepenuhnya akan merata perbaikannya. “Ada negara seperti Cina yang mulai bagus permintaannya, tapi negara maju seperti AS diperkirakan masih terkontraksi,” ujar Bhima.
Berikutnya, berdasarkan arus tren pasar keuangan, dana asing masih berisiko kembali keluar dari Indonesia. Hal itu bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 di dalam negeri, serta keberhasilan dunia usaha kembali bangkit.
“Ketika neraca bank sentral negara maju seperti AS dan Eropa kembali melakukan penyesuaian setelah melakukan masif quantitative easing, bisa terjadi capital outflow di negara berkembang termasuk Indonesia dalam jangka menengah,” katanya.
Baca: Vaksin Gratis hingga Perundingan Brexit Bikin Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini