TEMPO.CO, Jakarta – Muhammad Lutfi mengibaratkannya sebagai wasit pertandingan tinju saat didapuk menjadi Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Lutfi mengusung analogi pembeli dan penjual adalah petinju, sementara menteri ialah wasitnya.
“Ketika wasit tidak melakukan suatu hal yang semestinya, penonton petinju akan melihat kecurangan dan kekurangan,” ujar Lutfi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 22 Desember 2020.
Lutfi berjanji, dalam menjalankan kepemimpinan sebagai Menteri Perdagangan, ia akan menjalankan sistem yang transparan. Kementerian juga bakal mengupayakan agar tata-kelola di sektor perdagangan berjalan baik serta efisien di tengah kondisi sulit selama pandemi berlangsung.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin atas tugas barunya. Mantan Duta Besar Amerika Serikat yang menggantikan posisi Agus Suparmanto ini mengklaim bakal bekerja pandai.
Lutfi memulai karier sebagai pengusaha hingga didapuk menjadi Ketua Nasional HIPMI periode 2001-2004. Lutfi pun menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2005, dia dipercaya menduduki posisi pejabat setingkat menteri, yakni Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia.
Setelah mengabdi di BKPM selama lima tahun, pada Agustus 2010, ia ditunjuk Presiden SBY sebagai Duta Besar untuk Jepang dan Federasi Mikronesia. Karir Lutfi makin gemilang. Pada 12 Februari 2014, Presiden SBY mengangkatnya sebagai Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu II, menggantikan Gita Wiryawan.