TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN menyerap belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 168 juta dalam 10 bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut setara sekitar Rp 2,39 triliun dengan kurs Rp 14.226.
Berdasarkan laporan bulanan di laman resmi perseroan, dikutip Selasa, 22 Desember 2020, serapan belanja modal emiten berkode saham PGAS itu terdiri atas US$ 77 juta untuk bisnis upstream atau sekitar 46 persen, sebesar US$ 88 juta untuk bisnis downstream atau setara 56 persen dari capex. Sedangkan sisanya sebesar US$ 3 juta untuk bisnis supporting.
Di bisnis upstream, capex telah digunakan untuk mengembangkan blok minyak dan gas atau migas yang sudah ada, termasuk proyek West Pangkah dan lapangan Sidayu.
Sementara itu, di bisnis upstream, capex digunakan untuk pengembangan pipa minyak Rokan. Selanjutnya pengembangan pipa transmisi gas Gresik ke Semarang, pengembangan pipa distribusi, dan pengembangan pipa distribusi Kuala Tanjung. Selain itu, di bisnis supporting capex digunakan untuk pengembangan serat optik.
Adapun, serapan capex PGAS hingga Oktober 2020 tersebut masih jauh dari target capex 2020 perseroan sebesar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta.
PGAS sebelumnya menargetkan capex sebesar US$ 500 juta hingga US$ 700 juta, tetapi dipangkas seiring dengan banyaknya tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, hingga kuartal III 2020, PGAS membukukan pendapatan US$ 2,15 miliar per 30 September 2020. Realisasi itu turun 23,49 persen dari US$ 2,81 miliar periode yang sama tahun lalu.