Bisnis itu tak ujug-ujug ia dirikan. Dalam beberapa kali kesempatan, Sandiaga bercerita bahwa ia memulai bisnis lantaran kecelakaan. Pada krisis moneter 1997-1998, Sandiaga mengaku pernah terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK di tempat lamanya dia bekerja, yakni NTI Resources Ltd—perusahaan yang berbasis di Kanada.
Seusai terkena PHK, Sandiaga Uno mencoba peruntungan membuat perusahaan yang bergerak di bidang konsultan keuangan bernama PT Recapital Advisors. Perusahaan itu didirikan bersama Rosan Perkasa Roeslani--Ketua Kadin saat ini.
Baru setelah itu Sandiaga mendirikan Saratoga yang berkembang sampai sekarang. Di kancah bisnis, Sandiaga juga pernah menjabat sebagai pemimpin di beberapa perusahaan, seperti PT Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk dan PT Adaro Energy Tbk.
Pada 2011, pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969 ini terdaftar sebagai orang terkaya di Indonesia menurut Majalah Forbes. Sandiaga menempati posisi ke-37 kala itu dengan kekayaan US$ 660 juta.
Dalam keorganisasian, Sandiaga memiliki pengalaman menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Dia menjabat pada periode 2005-2008. Sandiaga juga pernah menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kadin pada 2004 atau setahun sebelum memimpin di HIPMI.
Sandiaga tak lagi terlampau aktif sebagai pengusaha pada 2015. Kala itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Saratoga, Sandiaga resmi mundur dari posisinya sebagai direktur utama. Sebab, dia ingin berfokus pada tugas barunya, yaitu Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Baca: Bertemu Wamendag Mesir, Sandiaga Uno Berharap Ekspor RI Naik Tiga Kali Lipat