Pemulihan ekonomi, kata mantan bos Bank Dunia ini, didorong oleh kebijakan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjaga stabilitas fiskal dan moneter. Melalui sejumlah beleid yang telah dikeluarkan, Sri Mulyani mengatakan pemerintah memberikan ruang bagi fleksibilitas anggaran.
Pemerintah juga memperlonggar defisit APBN di tengah melemahnya sisi pendapatan akibat dampak pandemi. Pada 2021, Sri Mulyani pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen. Sedangkan inflasi tetap terjaga di 3 persen.
Adapun nilai tukar akan stabil di US$ 14.600 per dolar Amerika Serikat. Tingkat bunga SBN 10 tahun diprediksi di level 7,29 persen dan harga minyak akan berada di angka US$ 45 per barel.
Pemulihan ekonomi juga diharapkan memperbaiki indikator pembangunan dengan tingkat pengangguran 7,7-9,1 persen. Angka kemiskinan diperkirakan 9,2-9,7 persen; rasio gini 0,377-0,379. Kemudian, indeks pembangunan manusia 72,78-72,95; nilai tukar petani 102-104; dan nilai tukar nelayan 102-104.
Baca: Sri Mulyani Lanjutkan Subsidi Internet bagi Siswa dan Guru pada 2021
FRANCISCA CHRISTY ROSANA