TEMPO.CO, Jakarta - Guna mengatasi kondisi kelebihan pasokan listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meluncurkan aplikasi layanan pelanggan.
Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa aplikasi yang resmi diluncurkan pada Jumat lalu merupakan penyempurnaan dari yang sebelumnya dibangun pada 2015.
Dia menuturkan, pembuatan aplikasi tersebut diinisiasi untuk melancarkan pergeseran strategi PLN. Pasalnya, pada 2015 silam kondisi yang dialami adalah defisit listrik sehingga strategi kala itu adalah supply driven.
"Dalam perjalanan waktu saat ini 35 GW kita oversupply. Untuk itu kita bergeser dari supply driven ke demand driven makanya lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Minggu, 20 Desember 2020.
Aplikasi layanan pelanggan, kata Darmawan, bukan hal baru dalam PLN. Aplikasi mobile pernah diluncurkan pada 2015, tapi belum berjalan secara optimal.
Dia memaparkan, dari total 77 juta pelanggan PLN pada 2015, jumlah aplikasi yang terpasang pada gawai pelanggan hanya berjumlah 500 ribu unduhan.