Sekitar 70 persen responden menyebut monetisasi sebagai prioritas bisnis utama saat mereka berinvestasi pada infrastruktur untuk menciptakan dan mendistribusikan konten kepada audiensi lokal.
"Untuk memonetisasi bisnis mereka, banyak perusahaan media perlu meningkatkan skala layanan dan memperluas penawaran mereka untuk memenuhi beragam permintaan pelanggan yang telah mengubah perilaku online-nya menyusul dampak pandemi," kata Lynn.
Dengan persaingan untuk memonetisasi dan mendapatkan perhatian pelanggan, 70 persen dari para pelaku usaha media yang menjadi responden memprediksi gerakan menuju model langganan video-on-demand (video berdasarkan permintaan) sebagai opsi monetisasi yang lebih berkelanjutan.
Walau demikian, lanjutnya, beberapa responden memilih pendekatan hibrida, yaitu menawarkan konten gratis dengan kualitas video atau pengalaman pengguna terbatas, untuk membuat layanan mereka lebih mudah diakses dan memonetisasi dengan iklan saat pelanggan masih membiasakan diri dengan gagasan membayar untuk langganan konten.
"Memiliki pustaka konten super lengkap dan kolaborasi yang lebih hebat dalam ekosistem media juga telah diidentifikasi sebagai cara untuk mencapai skala dan melakukan penetrasi pasar," ucapnya.
ANTARA
Baca juga: Menkominfo Sebut Indonesia Butuh Internet Cepat, Andal dan Aman