TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia dan Cile mulai melakukan negosiasi dan perundingan terkait perdagangan jasa antar kedua negara.
Jika perundingan ini dapat diselesaikan, maka Indonesia diharapkan dapat memiliki akses pasar baru ke Cile untuk sektor jasa transportasi, jasa keuangan, jasa konstruksi, dan juga jasa profesional.
"Selain itu, diharapkan persetujuan perdagangan jasa dengan Cile dapat membuka akses pasar jasa Indonesia ke regional Amerika Latin melalui Cile sebagai hub,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Iskandar Panjaitan, dalam keterangan tertulis pada Kamis, 17 Desember 2020.
Baca juga: Kemendag Fokus ke 2 Strategi Utama Tahun Depan untuk Pulihkan Ekonomi
Di hari yang sama, kedua negara pun sudah sepakat untuk memulai perundingan ini, sebagai bagian dari IC-CEPA (Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement). Dokumen bersama pun disepekati yaitu Joint Statement on the Launch of Services Trade Negotiation of the IC-CEPA.
"Kesepakatan hasil perundingan yang saling menguntungkan diharapkan dapat tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Iskandar saat meluncurkannya bersama Undersecretariat of International Economic Affairs Ministry of Foreign Affairs of Chile.
Menurut Iskandar, proses persiapan perundingan sebenarnya telah direncanakan sejak akhir 2019. Lalu, agenda ini sudah direncakan akan dimulai 2020 ini. "Namun, akibat pandemi Covid-19, dilakukan penjadwalan ulang agenda perundingan ini,” ujar Iskandar yang nantinya akan memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan.
Meski sedikit terhambat, Iskandar optimistis proses perundingan akan berjalan lancar. Sebab, Indonesi dan Chile sudah cukup memiliki banyak pengalaman dalam
melakukan perundingan perdagangan jasa dengan tingkat liberalisasi yang relatif tinggi.
Iskandar berharap proses perundingan ini dapat melengkapi pencapaian dari persetujuan IC CEPA yang sudah berjalan di bidang perdagangan barang sejak Agustus 2019. Pada 2019 saja, kata dia, Indonesia sudah tercatat mengekspor barang sekitar US$
126 juta ke Chile.
FAJAR PEBRIANTO