TEMPO.CO, Jakarta – Rencana penyaluran vaksin secara gratis untuk masyarakat diprediksi akan menimbulkan sentimen positif secara berkelanjutan untuk pasar keuangan. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi, memperkirakan skema vaksinasi tanpa pungutan bisa mendongkrak nilai saham-saham perusahaan farmasi, bahkan sebelum vaksinasi dilakukan.
“Emiten bidang farmasi kemungkinan besar akan terbang tinggi di 2021, bahkan dalam jangka waktu dua tahun,” ucapnya kepada Tempo, Rabu 16 Desember 2020.
Menurut dia, pergerakan positif saham emiten farmasi itu diperkirakan bertahan lama karena durasi vaksinasi yang panjang, hingga 1-2 tahun. Dia pun yakin penggratisan yang diumumkan Presiden Joko Widodo kemarin akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan, sehingga membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melonjak.
Program serupa sudah lebih dulu direncanakan negara lain, mulai dari Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Norwegia, serta Prancis. Sesama negara Asia Tenggara, Singapura pun diketahui sudah menandatangani perjanjian di muka untuk pembelian kandidat vaksin Covid-19.
Mulai dari produk buatan Pfizer dan BioNTech, buatan Moderna asal Amerika Serikat, Moderna, serta Sinovac dari Cina yang juga akan dipakai Indonesia. Pemerintah Negeri Singa bahkan menyisihkan lebih dari US$ 1 miliar untuk program penyuntikan.
“Kalau pemerintah kita bisa 100 persen gratis akan luar biasa, sehingga Indonesia tak kalah,” ucapnya.