Adanya perubahan perilaku konsumen, Victoria juga meminta kepada pelaku UMKM untuk lebih peka terhadap permintaan pasar. Pasalnya, saat pandemi seperti sekarang konsumen akan menjadi lebih sadar atas kesehatannya. Sehingga hal itu bisa dijadikan peluang untuk menciptakan produk-produk terkait. “Hal ini harus diperhatikan oleh UMKM agar produknya berkembang,” tuturnya.
Dengan zaman yang sudah serba digital, Victoria meminta kepada pelaku UMKM untuk lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Yakni, bisa mempromosikan dagangannya melalui platform yang tersedia seperti media sosial. Hal ini penting guna membuat konsumen tertarik, dan membelinya.
Tapi satu hal yang perlu diingat oleh pelaku UMKM, kata Victoria, adalah standarisasi dari produknya itu sendiri guna menjaga kualitas tetap konsisten. Pihaknya pun memfasilitasi untuk memudahkan pelaku mendapatkan izin dan sertifikasi bagi produk UMKM.
“Ini kita dorong terus untuk kita melakukan pendampingan-pendampingan untuk melakukan kerjasama dengan semua pihak,” ujarnya.
Dalam membantu UMKM masuk ke dalam ekosistem digital PT HM Sampoerna Tbk. atau Sampoerna menyediakan aplikasi bernama Ayo SRC.
Sejak dikenal luas pada Mei 2019, Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Henny Susanto mengatakan aplikasi digital Ayo SRC telah digunakan oleh puluhan ribu toko kelontong SRC (Sampoerna Retail Community) di seluruh tanah air. Dari total 130 ribu pemilik SRC di Indonesia, sudah 64 persen yang dapat mengoperasikan aplikasi ini
“Aplikasi Ayo SRC ini tak hanya menghubungkan antar outlet, atau b to b (business to business) melainkan juga b to c (business to customer),” kata dia.
SRC merupakan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam program kemitraan PT SRC Indonesia Sembilan. Ini adalah salah satu program pemberdayaan UMKM yang ada di Sampoerna.
Lewat program ini, kata Henny, Sampoerna membantu toko kelontong melakukan pembenahan dan pengembangan toko merek agar dapat meningkatkan daya saing terhadap gempuran retail modern.
Baca: Kemenkop UKM Ungkap 2 Ciri UMKM yang Bertahan saat Pandemi
EKO WAHYUDI (Kontributor)