TEMPO.CO, Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan restrukturisasi keuangan sebagai dampak melemahnya laju pendapat akibat pandemi Covid-19. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan entitasnya akan mengurangi beban sewa pesawat pada 2020 hingga 2021.
“Kami melakukan renegosiasi dengan kreditur untuk penurunan biaya sewa (pesawat) dan perpanjangan masa sewa,” ujar Irfan dalam acara Public Expose Garuda Indonesia, Selasa, 15 Desember 2020.
Berdasarkan hasil renegosiasi tersebut, manajemen perusahaan pelat merah mengklaim berhasil melakukan penghematan biaya sewa pesawat hingga US$ 35,9 juta sepanjang 2020. Tahun ini, biaya sewa Garuda ditaksir sebesar US$ 764,6 juta atau lebih kecil dari 2019 yang mencapai US$ 785,4 juta.
Irfan menargetkan penghematan masih akan terjadi pada 2021 dengan nilai US$ 143,7 juta. Dengan demikian, biaya sewa pesawat pada tahun depan ditargetkan hanya sebesar US$ 673,1 juta.
“Angka ini kalau dihitung sekitar US$ 12 juta per bulan,” tutur Irfan. Menurut Irfan, beban biaya sewa yang menciut akan membantu manajemen meningkatkan kinerja keuangan sehingga pendapatan yang diperoleh pada tahun depan dapat mendekati posisi perseroan pada 2019.