TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengemukakan pandangannya tentang kebijakan pemerintah Indonesia yang tak menggratiskan vaksin Covid-19 bagi seluruh penduduk. Faisal membandingkannya dengan alokasi anggaran untuk infrastruktur.
“Untuk nyawa manusia kikir, untuk infrastruktur jor-joran,” ujar Faisal melalui cuitan dalam Twitter resminya @FaisalBasri, Ahad, 13 Desember 2020.
Kicauan itu menanggapi sebuah artikel yang berisi informasi tentang rencana Pemerintah Mesir menggratiskan vaksin Covid-19 bagi warganya. Faisal memandang dari sisi sisi pendapatan nasional bruto atau gross national income (GNI), pendapatan per kapita Mesir hanya dua per tiga dari total pendapatan Indonesia.
Pada 2019, pendapatan per kapita Mesir sebesar US$ 2.690. Sedangkan pendapatan per kapita Indonesia US$ 4.0550.
“Bukan infrastuktur yang adil dan beradab, kan?” tutur Faisal, mengimbuhkan.
Selain menyentil soal vaksinasi, Faisal juga menyinggung kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pengetesan Covid-19. Menanggapi kicauan pengikutnya, Faisal mengatakan jumlah pengetesan spesimen di India lebih banyak, yakni 110.896 per 1 juta penduduk. Sedangkan Indonesia, menurut Faisal, sebesar 23.224 tes per 1 juta penduduk.