TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Mirrae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menyebut indeks harga saham gabungan (IHSG) akan melanjutkan tren penguatannya hingga tahun depan didorong oleh pertumbuhan pendapatan korporasi yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Salah satu sentimen yang disebut akan menjadi katalis adalah perbaikan harga komoditas dunia yang akan berdampak positif bagi Indonesia. Menurutnya, kenaikan harga komoditas dipicu oleh bangktnya industri di Cina sebagai konsumen komoditas terbesar di dunia.
Di sisi lain, Hariyanto juga menyebut IHSG akan semakin tancap gas seiring dengan pelemahan dolar AS yang diprediksi terus berlanjut. Pasalnya, pelemahan dolar AS menjadi sentimen positif bagi harga komoditas.
“Jadi, IHSG kemungkinan akan mencetak kinerja positif selama dolar AS masih melanjutkan pelemahannya,” katanya dalam paparan daring baru-baru ini.
Adapun, dia memilih saham sektor pertambangan yang terkait dengan nikel dan batubara, perkebunan, serta perbankan sebagai yang paling potensial untuk 2021, sedangkan target IHSG untuk skenario dasar ada di level 6.880.
Head of Research-ASEAN UBS Investment Research Ian Douglas-Pennant mengatakan pasar Indonesia menjadi salah satu yang paling menarik di antara negara Asia Tenggara, apalagi jelang akhir 2020 pasar saham Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.