"Ekspor lokomotif ke Filipina ini merupakan implementasi BUMN Go Global, sekaligus membuktikan eksistensi PT INKA melalui ekspor produk kereta api ke luar negeri dan keberlangsungan BUMN di tengah kondisi pandemi COVID-19," kata Budi.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mendorong INKA lebih menguatkan inovasinya, dari sistem digitalisasi hingga artificial intelligence.
Dengan begitu, INKA dapat berkompetisi dengan industri kereta api lainnya di luar negeri terutama kawasan ASEAN.
"Maknanya, Indonesia akan menjadi kekuatan baru, terutama di ASEAN, dan masuk ke pasar ASEAN dengan kemampuan inovasi yang ada," katanya.
Taufiek juga mengingatkan ada beberapa segmen pasar yang masih terbuka dan bisa dimasuki INKA dengan produknya, seperti di Afrika hingga Asia Tengah atau pasar yang mungkin sulit ditembus.
Menurut dia, besarnya tantangan ini perlu adanya penyiapan sumber daya manusia (SDM) dan mini factory.
Artinya, tenaga yang dipersiapkan harus dididik mampu memproduksi produk-produk INKA di masa mendatang.
Baca: Proyek Pilot SMK-D2 Jalur Cepat, INKA akan Dirikan Institut Manufaktur