TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) berharap pemerintah segera membahas stok gula rafinasi untuk kebutuhan bahan baku yang kian menipis. Sebab, kondisi ini dinilai dapat berakibat pada menurunnya produktivitas sektor industri makanan minuman nasional.
"GAPMMI memohon dukungan pemerintah untuk dapat segera berkoordinasi agar persetujuan impor gula untuk kebutuhan industri dapat segera diterbitkan," kata Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2020.
Adhi menerima informasi kekurangan stok gula bahan baku dari para pemasok gula nasional (AGRI). Menurut AGRI, kata Adhi, stok gula rafinasi sebagai bahan baku industri makanan minuman saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan hingga Januari 2021.
Selain itu, Adhi menyebut saat ini Thailand, sebagai salah satu negara penghasil, mengalami gagal panen. Sehingga, produsen gula rafinasi nasional harus mendatangkan bahan baku gula dari negara lain yang lebih jauh, seperti Brasil.
Kondisi ini, kata Adhi, bisa menambah lead time importasi. Dari awalnya hanya memakan waktu sekitar 2-3 minggu, menjadi 2 bulan, untuk dapat sampai ke Tanah Air.
Dalam catatan Tempo, persoalan stok gula rafinasi untuk industri makanan minuman merupakan masalah yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, terjadi kelangkaan gula rafinasi akibat produksi di beberapa negara penghasil, seperti Thailand, terganggu.