INFO BISNIS– PT Bank Bukopin Tbk. melakukan transformasiperusahaan untuk memperluas pasar ke nasabah perorangan dan badan usaha asing. KB Kookmin Bank menjadi PemegangSaham Pengendali (PSP) dengan kepemilikan saham mencapai67 persen melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu(HMETD) atau private placement September lalu. MasuknyaKB Kookmin Bank dinilai akan memperkuat fundamental bisnisperseroan, khususnya terkait permodalan, perbaikan proses internal, dan pengawasan.
“Dengan KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali, maka kami masuk di dalam KB Financial Group. Artinya, Bukopin ada di dalam naungan industri raksasa finansial terbesar di Korea Selatan,”ujar Rivan A Purwantono, Direktur Utama Bank Bukopin dalam wawancara eksklusif secara daring, Kamis, 3 Desember 2020.
Baca Juga:
Sebagai langkah awal transformasi, Rivan mengatakan Bank Bukopin tengah mempersiapkan rebranding untuk mendukung perubahan yang diperlukan terkait pemulihan bisnis perseroan di masa datang. Nama Bukopin dinilai sebagai sebuah brand yang sudah baik, dengan bersinergi Bersama KB Kookmin Bank, diharapkan akan menambah level confident karenat KB hadir tidak hanya sebagai pengendali, tetapi akan berkolaborasi tidak hanya pada aspek tata kelola bisnis, tetapi juga pada branding.
“Kita harapkan, penguatan sinergi ini justruakan menciptakan dampak citra baru perusahaan yang diyakini dapat meningkatkan kembali kepercayaan publikc kepada Bank Bukopin,” kata Rivan.
Strategi lain yang disiapkan Bank Bukopin bersama KB Kookmin Bank adalah melakukan diversifikasi portofolio sebagai pemain utama di segmen retail dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Segmentasi ini dipilih karena kesamaan fokus dengan KB Kookmin dan pengalaman Bank Bukopin menangani retail dan UMKM. “Ketika KB Kookmin berekspansi ke 24 negara terutama Asia, mereka juga fokus pada micro finance yang juga mendukung bisnis-bisnis retail,”ujar Rivan.
Baca Juga:
Dalam situasi pandemi Covid-19, Bank Bukopin juga perlu meyakinkan para stakeholders tentang keamanan industri perbankan yang dijalani. Untuk itu, Bank Bukopin telah melakukan mapping tentang segmen yang berpotensi paska pandemi.
Selain proses bisnis, Bank Bukopin juga memperkuat teknologi infrastruktur dengan dukungan KB Kookmin Bank. Diharapkan, teknologi akan menghasilkan proses bisnis yang efektif, cepat dan efisien. Teknologi membantu mengetahui performa sumberdaya manusia maupun operasional kegiatan bisnis perbankan dalam pelaksanaan transformasi.
Rivan berharap, perbaikan teknologi dengan bantuan KB Technology New Generation dapat meningkatkan performa bank, karyawan Bank Bukopin, hingga kontribusi positif bagi seluruh nasabah. “Infrastruktur yang didukung oleh KB dan transfer knowledge dengan menggunakan teknologi adalah sinergi yang kita harapkan dalam transformasi proses bisnis lama ke bisnis yang baru,” ujarnya.
KB Kookmin Bank memiliki target pada manajemen Bank Bukopin setelah mengucurkan tambahan modal sebesar Rp 3,9 triliun. Tahun pertama, mapping tentang potensi bisnis yang didukung teknologi dan pengembangan proses bisnis. Tahun kedua, penerapan 35 persen platform teknologi pada bisnis. Tahun ketiga, diharapkan 100 persen bisnis berbasis teknologi dapat dilakukan, sehingga pertumbuhan dapat terjadi di tahun keempat dan kelima.
Bank Bukopin menargetkan menjadi salah satu dari10 bank terbesar di Indonesia dengan fokus pada UMKM. “Selain itu dengan membangun ekosistem baru, yakni Korean Desk (perusahaan-perusahaan Korea Selatan di Indonesia yang punya hubungan baik dengan KB Kookmin) yang telah memberi support luar biasa dalam dua bulan terakhir,” ujar Rivan.
Kerjasama Bank Bukopin dengan KB Kookmin Bank akan membawa market capitalization hingga Rp 30 triliun. Kondisi ini tidak mengubah Bank Bukopin menjadi Bank Korea, melainkan Bank berskala global yang dibesarkan di Indonesia.(*)