Sementara itu, pengusaha konstruksi Donald Sihombing memiliki kekayaan US$ 970 juta pada tahun lalu. Donald merupakan pemilik emiten konstruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk. Sama halnya dengan TAMU, saham berkode TOPS yang dimiliki Donald 64 persen juga berada di level gocap. Sejak awal tahun saham TOPS turun 81 persen.
Forbes menjelaskan penaksiran nlai kekayaan para taipan itu menggunakan data kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa saham, laporan tahunan dan analis.
Secara umum, Forbes mencatat kekayaan lebih dari 50 persen penghuni daftar orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan. Jumlah kekayaan kolektif 50 orang terkaya tersebut pun turun tipis 1,2 persen dari US$ 134,6 miliar pada 2019 menjadi US$ 133 miliar. “Sebanyak 28 penghuni daftar ini menunjukkan penurunan kekayaan,” demikian kutipan laporan tersebut.
Salah satu penyebab penurunan kekayaan tersebut adalah pandemi virus corona yang terus menyebar di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Indonesia kembali terjatuh ke jurang resesi setelah 1997 lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di minus 5,3 persen dan minus 3,5 persen pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.
Meski begitu, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar Forbes Indonesia’s 50 Richest. Kakak-beradik pemilik grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA tersebut mengumpulkan total kekayaan sebesar US$ 38,8 miliar.
Menyusul di belakangnya adalah keluarga Widjaja yang juga berhasil bertahan di urutan kedua. Keluarga pemilik grup Sinar Mas tersebut berhasil menambah kekayaannya sebanyak US$ 2,3 miliar pada 2020 menjadi US$ 11,9 miliar.
BISNIS
Baca: Forbes Rilis Daftar 50 Orang Terkaya di RI, Budi Hartono Masih di Nomor Satu