“Beliau (Sofyan) bilang coba saja. Kalau saya enggak bisa benahi, beliau (Sofyan) bilang mungkin yang lain juga juga enggak bisa,” tuturnya.
Jonan kemudian bertanya kepada Sofyan hal-hal apa saja yang menjadi target KAI ke depan. Sofyan kala itu meminta Jonan memoles KAI menjadi layanan publik yang manusiawi. Pada etape awal duduk sebagai pemimpin di gerbong KAI, Jonan mengaku sama sekali tak memiliki rencana.
Namun, ia rutin menggelar rapat setiap pekan. Pada rapat tersebut, ia menetapkan hal-hal yang mesti dievaluasi dan menjadi target sepekan berikutnya. Menurut Jonan, pembenahan harus dilakukan menyeluruh.
“Saya bilang ini bisa jalan karena seluruh BUMN, termasuk saya, membenahinya langsung, bukan pidato lalu selesai. Itu doesn’t change anything,” tutur Jonan.
Selama menjadi bos KAI, Jonan melipatkan aset perseroan dari semula Rp 5,7 triliun pada 2008 menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013. Jonan juga membenahi layanan-layanan KAI, termasuk frekuensi, rute, fasilitas di kereta maupun stasiun, hingga teknologi.
Baca: Jonan Prediksi 4 Bisnis Moncer Usai Pandemi, Batu Bara Tak Masuk