TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebutkan program gasifikasi batu bara merupakan upaya perusahaan untuk mengembangkan energi alternatif. Oleh karena itu, perusahaan pelat merah ini akan terus mengembangkan energi alternatif dengan bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia tersebut sekaligus untuk mengurangi impor elpiji.
“Kami berupaya mengurangi impor BBM dan LPG untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku energi sehingga dapat mengurangi impor dan defisit neraca perdagangan," kata Nicke, Rabu, 9 Desember 2020.
Dengan banyaknya sumber daya yang dimiliki Indonesia dan teknologi yang tepat, menurut dia, program gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether menggantikan elpiji tidak akan menjadi isu lingkungan di Indonesia. "Pemilihan teknologi menjadi kunci,” ucap Nicke.
Meski begitu, Nicke menekankan pentingnya penerapan teknologi yang tepat dalam program ini sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan yang dikhawatirkan dari penggunaan batu bara. Program ini perlu didukung oleh kepastian regulasi ke depan sehingga menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, industri, dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Terkait hal ini, Pertamina menjalin kerja sama Bomba Grup melalui anak perusahaannya PT Berkah Bomba Energi, melakukan penandatangan nota kesepahaman kerja sama strategis gasifikasi batu bara menjadi produk DME (Dimethyl Ether).