Menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, pertimbangan untuk mengutamakan vaksinasi di zona merah merupakan permintaan kepala negara.
"Presiden memohon ini (imunisasi berdasarkan wilayah) mendapatkan perhatian sehingga penggunaan vaksin betul-betul efisien, tidak asal hantam rata tapi terseleksi berdasarkan siapa yang paling rentan terinfeksi serta di mana penyebaran dapat terjadi," ujarnya.
Vaksinasi tahap awal di Jawa dan Bali akan dilakukan menggunakan 1,2 juta dosis anti virus buatan Sinovac Life Science Corporate Limited yang datang pada 6 Desember lalu. Pemerintah telah mengamankan 3 juta dosis vaksin jadi dari perusahaan asal Cina itu. Sebanyak 1,8 juta sisanya diperkirakan akan tiba pada Januari 2021.
Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin menyatakan Sinovac juga akan mengirimkan 45 juta dosis bahan baku vaksin untuk diolah PT Bio Farma (Persero). Sebanyak 15 juta dosis di antaranya akan tiba bulan ini dan diolah menjadi 12 juta dosis vaksin siap pakai.
"Sebanyak 30 juta bahan baku vaksin sisanya akan tiba Januari 2021 dan akan diproses menjadi 24 juta vaksin jadi sebulan setelahnya," tuturnya.
Selain dari Sinovac, pemerintah juga akan mendatangkan vaksin dari AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, serta Pfizer Inc. and BioNTech.