Menurutnya, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini investasi BP JAMSOSTEK turut mendukung likuiditas keuangan negara dan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal tersebut dilakukan dengan penempatan dana di bank-bank pelat merah atau Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
"Total penempatan dana [di Himbara dan BPD] per 30 November 2020 sebesar Rp53,3 triliun atau setara dengan 11,2 persen dari total portofolio,” ujarnya.
BP JAMSOSTEK pun menyatakan turut mendukung likuiditas pasar obligasi dalam negeri dengan melakukan pembelian obligasi pemerintah konvensional dan syariah. Per 30 November 2020, penempatan itu mencapai Rp307,6 triliun atau 65 persen dari total portofolio investasi.
Selebihnya, atau sekitar 23,8 persen ditempatkan di instrumen pasar modal, seperti reksa dana dan saham. Menurut Amran, bobot saham mayoritas ditempatkan di kelompok LQ45 atau mencapai 97,27 persen dari total portofolio sahamnya.
Dia pun menyatakan bahwa BP JAMSOSTEK selalu berusaha melakukan efisiensi biaya, seperti biaya transaksi investasi saham, obligasi, dan reksadana yang telah diterapkan sejak Maret 2017. Efisiensi itu mencapai 50 persen–75 persen.