Selain itu, tren kenaikan margin kilang pada hampir seluruh kilang di Dunia, terutama untuk kilang di wilayah Eropa, Asia dan Amerika. Terakhir, Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 di Amerika, Brasil dan Negara-negara kawasan Eropa lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada publikasi sebelumnya.
Faktor lainnya adalah pelaku pasar optimistis bahwa negara-negara OPEC akan kooperatif dalam melakukan pemotongan produksi. Pertemuan OPEC di tanggal 30 November - 1 Desember 2020 diyakini bahwa pemotongan produksi akan dilanjutkan.
"Berdasarkan data dari Baker Hughes, jumlah operasional oil rig internasional di bulan Oktober 656 unit, kondisi ini turun 46 unit dibanding bulan sebelumnya dan jauh lebih rendah 474 unit dibanding tahun 2019," ujar Tim Harga.
Lebih lanjut Tim Harga menuturkan, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi optimisme pasar setelah informasi perkembangan vaksin Covid-19 oleh para produser vaksin, yang mengklaim dapat mencapai tingkat efikasi di atas 90 persen dan optimisme pasar terhadap peluncuran paket stimulus ekonomi oleh Amerika Serikat.
Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi di Cina yang terus mengalami kenaikan yaitu 3,2 persen di triwulan II dan 4,9 persen di triwulan III.
Hal itu juga merefleksikan permintaan minyak yang terus menguat yaitu 12,85 juta barel per hari di triwulan II, kemudian 12,97 juta barel per hari di triwulan III dan 13,58 juta barel per hari di triwulan IV tahun 2020.
Baca: Pertamina Yakin Raup Laba Bersih Rp 11,3 Triliun di Akhir Tahun 2020