Adapun eksposur saham teknologi yang tercatat di bursa Indonesia saat ini memang masih terbatas. Namun, pasar yang bertumbuh dan adopsi digitalisasi membuat sekuritas optimis startup dominan akan segera melakukan aksi korporasi berupa IPO.
Sekuritas juga mengamati gelombang investasi baru dari perusahaan teknologi Amerika ke Indonesia. Dua raksasa perusahaan teknologi asal Amerika berinvestasi di perusahaan ecommerce terkemuka di Indonesia seperti Microsoft yang menyuntik Bukalapak dan Google yang berinvestasi di Tokopedia.
Di sisi lain, bisnis cloud dan pusat data juga sedang naik daun dengan kemitraan bersama ecommerce; seperti Microsoft Azure yang bekerjasama dengan Bukalapak dan Google Cloud yang kemungkinan akan bermitra dengan Tokopedia. “Kami yakin semakin banyak perusahaan teknologi yang listing di BEI akan menghasilkan ekosistem win-win secara keseluruhan,” kata tim riset.
Bertambahnya emiten perusahaan teknologi berkapitalisasi besar dianggap akan menciptakan ekonomi baru yang akan memperbesar kapitalisasi pasar bursa saat ini.
Aksi korporasi itu juga akan meningkatkan visibilitas dan mekanisme untuk investor swasta. Selain itu, akan meningkatkan misi sosial di balik investasi yaitu inklusi keuangan, pendidikan, perawatan kesehatan, peningkatan akses institusi dan investor ritel untuk perusahaan teknologi berkualitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
BISNIS
Baca: Isu Merger Grab-Gojek, KPPU: Bisa Kami Tolak, Namun...