Sebab, investor Cina dinilai yang paling berani untuk langsung berinvestasi. "Cina ini negara ngeri-ngeri sedap juga, aku jujur-jujur aja lah," kata Bahlil.
Tapi kemudian, Laode menyoroti beberapa hal lainnya di balik investasi pada nikel ini. Di Sulawesi Tenggara misalnya, Laode menyoroti eksportir nikel yang ternyata, hanya ada satu eksportir yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Itu pun kata dia, hanya eksportir kacang-kacangan. "Semuanya dikuasi orang lain," kata dia.
Sementara di Sulawesi Tengah, Laode menyinggung soal kejadian banjir yang sempat menerjang daerah Morowali pada 11 Juni 2019. Banjir terjadi di sekitar kawasan industri berbasis nikel, PT Indonesia Morowali Industrial Park.
"Ketika banjir di Morowali, yang menerima alamnya yang dirusak itu di sana," kata Laode. Oleh karena itu, Ia sangat berharap kepada Bahlil, agar investasi yang masuk ke Indonesia, benar-benar memiliki aturan lingkungan yang baik, di negara mereka maupun di Indonesia.
Baca: Erick Thohir Ingin Angkasa Pura Tiru Test Covid-19 ala Jepang
FAJAR PEBRIANTO