"Tapi tahun depan kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada antara 4,8 hingga 5,8 persen didukung oleh konsumsi, ekspor, dan investasi," ujar Perry.
Seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi, Perry memperkirakan inflasi pada tahun depan akan berada dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen dari Produk Domestik Bruto. Angka itu naik dari perkiraan pada akhir tahun ini yang berada di kisaran 1,5 persen PDB.
Selanjutnya, Perry berujar rupiah juga akan berada pada level stabil dan cenderung menguat. Begitu pula stabilitas eksternal yang terjaga dengan defisit neraca transaksi berjalan tahun ini akan berada di bawah 1,5 persen PDB dan tahun depan di kisaran 1,5 persen PDB.
"Stabilitas sistem keuangan juga terjaga, kami perkirakan meskipun sekarnag kredit itu rendah, tapi tahun depan dengan proses perbaikan ekonomi, pertumbuhan kredit dan pertubuhan dana pihak ketiga berkisar antara 7-9 persen," tuturnya.
Dengan demikian, Perry meyakini proses pemulihan ekonomi terus berlangsung dan untuk itu, optimisme akan pertumbuhan ekonomi dan prospek ekonomi tahun depan yang lebih baik perlu didorong.
Meskipun demikian, prospek ekonomi yang lebih baik itu, menurut Perry memerlukan sinergi semua pihak dan memerlukan satu kondisi prasyarat, yaitu vaksinasi yang telah dimulai dan penerapan disiplin protokol kesehatan yang tetap berjalan. Mengingat, persoalan yang dihadapi saat ini bersumber dari Covid-19 yang belum terkendali.
CAESAR AKBAR