TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bank sentral akan meneruskan kebijakan suku bunga rendah pada tahun depan. Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia berada pada kisaran 3,75 persen.
"Ini paling rendah sepanjang sejarah dan akan kami lanjutkan terus suku bunga rendah sampai ada tanda-tanda tekanan inflasi meningkat," ujar Perry dalam konferensi video, Senin, 7 Desember 2020.
Pada kebijakan moneter, Bank Indonesia akan mempertahankan kebijakan likuiditas longgar. Saat ini, BI sudah melakukan kebijakan pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing sebanyak Rp 682 triliun atau 4,4 persen dari Produk Domestik Bruto.
"Quantitative easing terbesar di antara emerging market. Ini akan terus kami jaga untuk mendorong pemulihan ekonomi dari sisi permintaan dan penyaluran kredit, serta pembiayaan perbankan dan sektor keuangan," tutur Perry.
Terakhir, Perry mengatakan bahwa kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah juga tetap akan menjadi prioritas di 2021. Sebab, ia mengatakan stabilitas rupiah akan mendukung pemulihan ekonomi nasional. "Kami masih memandang rupiah bergerak stabil dan berpotensi menguat."
Dalam kesempatan yang sama, Perry melihat pemulihan ekonomi di Tanah Air tengah berlangsung. Sehingga, diperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mulai tumbuh positif pada kuartal IV 2020. Meskipun, pertumbuhan itu masih sangat kecil.