“Semula hanya NU & Muhammadiyah (yang) menentang ekspor benih lobster. Lalu hanya Koran Tempo gencar bongkar ekspor lobster lintas partai rusak habitat lobster sementara koran lain diam,” ujar Emil Salim, Rabu, 25 November 2020.
NU dan Muhammadiyah kompak menolak ekspor benih lobster pada Agustus lalu. Ekspor dinilai tidak akan memberikan keuntungan bagi negara dan justru merusak rantai pasokan.
Emil bersyukur KPK sudah menindak Edhy. Menurut Emil, semestinya pemerintah berfokus mengembangkan benur menjadi lobster.
Dengan pengembangan komoditas itu, nilai jual lobster akan menjadi lebih tinggi. “Ketimbang ekspor benur ke Vietnam bikin makmur orang-orang partai negeri di atas derita kemiskinan rakyat nelayan?” katanya.
Emil Salim juga memandang banyak nelayan masih belum sejahtera. “Laut RI luas & kaya tapi nelayannya banyak lagi miskin,” ucapnya.
Baca: Hotman Sebut Hashim Belum Kantongi Izin Ekspor Benur, Susi: Yang Mane Bang?