"Sampai saat ini kami belum dapat izin lobster dan belum melakukan ekspor lobster," ujar Hashim.
Terkait kebijakan benur Lobster, Susi Pudjiastuti pernah menjawab tantangan debat Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali soal pembukaan ekspor benih lobster. Susi meminta Effendi berdebat dengan nelayan.
“Suruh debat sama nelayan namanya Rahman,” kata Susi dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 30 November 2020. Susi tidak menjelaskan latar belakang nelayan yang disebut.
Beberapa waktu lalu, Susi mengunggah sebuah berita tentang Effendi yang berisi polemik benur. Effendi pun menantang Susi berdebat untuk menjawab cuitan itu.
“Di media sosial ada kalimat apakah Effendi masih berani diskusi dengan Bu Susi setelah penangkapan (Edhy Prabowo). Saya siap diskusi. Ayo di mana, apakah di DPR, di media, mudah-mudahan Bu Susi hadir,” katanya dalam webinar bersama Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).
Effendi akan memberikan masukan terhadap Susi terkait ekspor benih lobster berdasarkan kajiannya. Sebab dalam dua tahun terakhir, dia mengaku mendalami program ini secara serius.
Berdasarkan informasi yang ia himpun, Effendi mengatakan selama Susi menyetop ekspor benur, penyelundupan terhadap komoditas itu masih terus terjadi. Eksportir, kata dia, mengirimkan benih melalui Singapura ke negara-negara tujuan seperti Vietnam.
Juni lalu, Susi Pudjiastuti menyebut kebijakan pemerintah mengizinkan kembali perdagangan bayi lobster akan merugikan baik dari sisi pasar maupun ekosistemnya. Sebab, kata Susi, jumlah tangkapan lobster dewasa akan berkurang.
Menurut Susi, langkah untuk tidak memperdagangkan benih lobster merupakan upaya menjaga sumber daya laut. Indonesia akan menjadi negara maritim yang besar seandainya dapat mengelolanya. “Di laut, Anda harus menjaga, mencintainya. Bukan ditambang. Kita tinggal ambil dengan cara yang benar,” ucapnya.
CAESARAKBAR | FRANCISCACHRISTY
Baca juga: Susi Pudjiastuti Khawatir Nasib Benih Lobster seperti Bawang