TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini bertemu dengan sejumlah konglomerat Jepang untuk menjajaki kerja sama dengan sovereign wealth fund (SWF) Indonesia yang dibentuk lewat Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Luhut bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Jepang bertemu dengan Sekjen LDP untuk Majelis Tinggi/Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan & Industri Jepang, Hiroshige Seko. Pertemuan itu untuk memperkenalkan SWF yang dinamai Nusantara Investment Authority (NIA) dan dibentuk dengan modal awal US$ 5 miliar atau 522 miliar yen.
Menteri Luhut menyebutkan kedatangannya ke negeri sakura tersebut untuk mengundang Jepang meningkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus Law. "NIA akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk equity atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional," ucapnya.
Sementara, Erick Thohir berharap SWF bisa menjadi mitra bagi investor asing untuk menanamkan modal di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, bandara dan pelabuhan. "Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya," tuturnya.
Dilansir dari laman resmi KBRI Tokyo, Luhut dan Erick juga bertemu konglomerat ternama Jepang. Pemerintah & pebisnis Jepang sambut baik inisiatif Nusantara Investment Authority Flag of Indonesia.