TEMPO.CO, Jakarta - Rintik hujan di pagi hari tadi tidak memupuskan semangat pemegang polis AJB Bumiputera 1912 untuk menuntut hak pembayaran yang bertahun-tahun tidak kunjung cair.
Sejak beberapa bulan belakangan, sedikitnya empat kali pemegang polis Bumiputera menggelar unjuk rasa meminta duitnya kembali. Eni Nuraeni, 54 tahun, menjadi satu dari puluhan nasabah yang ikut turun aksi di depan Wisma Bumiputera, Kamis, 3 Desember 2020.
Eni memutuskan ikut berdemo lantaran sudah beberapa kali hanya menerima janji-janji pembayaran dari pihak Bumiputera. "Jadi setiap saya datang (ke Kantor Bumiputera) hanya dijanjikan tunggu tiga bulan, empat bulan, dan seterusnya, tapiu sampai detik ini nol rupiah," ujar ibu dua anak tersebut dijumpai di lokasi aksi.
Padahal, selama ini perempuan yang berdomisili di Bintaro itu mengaku sudah taat membayar premi untuk program beasiswa berencana. Ia ikut program tersebut agar ada jaminan biaya pendidikan anaknya saat masuk kuliah.
Eni mulai membeli produk asuransi pendidikan tersebut pada tahun 1998, saat anak keduanya lahir. Setiap bulan, wanita yang bekerja sebagai pegawai swasta itu sudah membayar premi sekitar Rp 200-300 ribu dengan cara transfer. Rutinitas itu terus ia lakukan selama 19 tahun hingga 2017 lalu kontraknya habis.
Sesuai kontrak, semestinya Eni menerima pencairan dana sebesar Rp 36 juta tepat saat anaknya akan masuk ke universitas. Namun, sepanjang tahun itu ia tidak sekali pun mendapat kabar dari Bumiputera. Ia akhirnya menghubungi perseroan pada Juni 2018 untuk menagih pencairan.
Hingga kini, janji jaminan biaya pendidikan untuk anaknya itu ternyata tak kunjung jadi kenyataan. "Ternyata enggak cair, jadi saya terpaksa pinjam sana sini untuk membiayai anak kuliah. Padahal programnya kan untuk SD, SMP, SMA, lalu masuk kuliah habis kontrak," tutur Eni.