Sektor perumahan dan properti, kata dia, merupakan klaster industri yang melibatkan banyak jenis usaha dan industri, sehingga penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut cukup besar. Dengan pembangunan perumahan tersebut, Pemerintah berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja melalui program padat karya.
Terkait masih tingginya angka backlog perumahan, yang mencapai 11,04 juta unit, Wapres mendorong percepatan pembangunan rumah khususnya bagi MBR.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah keluarga di Indonesia yang memiliki rumah mencapai 80,07 persen, sementara sisanya tinggal dengan cara menyewa rumah, menumpang di rumah kerabat hingga nomaden.
“Oleh karena itu pembangunan sektor perumahan perlu kita dukung sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan manfaatnya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Kita semua menyadari, bahwa perjuangan untuk memfasilitasi penyediaan rumah bagi rakyat masih panjang,” ujarnya.
Baca: Dirut BTN Bersyukur Sektor Perumahan Tidak Terlalu Terpengaruh Dampak Pandemi