TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengajak para investor untuk bergabung dalam proyek pembangunan kilang. "Kemungkinan kerja sama yang terbuka yakni menjadi investor kompleks kilang petrokimia di Indonesia dengan Pertamina," ujar Ahok dalam diskusi di acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas, Rabu, 2 Desember 2020.
Upaya Ahok membuka pintu selebar-lebarnya bagi para penanam modal untuk ikut dalam proyek itu karena pembangunan stand alone refinery dinilai tidak akan memberikan nilai yang ekonomis pada saat ini. Oleh karena itu, Pertamina berencana mengembangkan kilang yang terintegrasi dengan petrokimia.
Ahok menjelaskan, permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia di dalam negeri sangat besar. Hal tersebut seharusnya menjadi kesempatan besar untuk perusahaan migas internasional dan perusahaan migas nasional untuk berinvestasi pada bisnis kilang. "Apabila memang ada investor yang mau masuk ke kilang, kita siap menjadi minoritas dan investor dapat bawa crude oil-nya ke Indonesia," ucapnya.
Lebih jauh, Ahok menyebutkan, minyak mentah yang dibawa ke Indonesia itu akan dilakukan melalui skema BOT (built-operate-transfer) atau dapat dilakukan dengan skema supplier held stock (SHS).
Nantinya, Pertamina bakal menyerap produk yang telah diolah di dalam negeri itu sesuai dengan harga pasar yang wajar sehingga dapat mengurangi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.
"Anda bisa jadi supplier held stock dan Pertamina jamin beli dengan harga pasar."Secara khusus, Ahok juga membuka penawaran kemitraan dalam pengelolaan Blok Rokan. Hal ini menyusul PT Pertamina (Persero) yang bakal resmi mengelola Blok Rokan setelah proses alih kelola rampung dengan PT Chevron Pasific Indonesia pada Agustus 2021.