TEMPO.CO, Jakarta - OECD atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan menjadi 4,2 persen dari sebelumnya yang dirilis per September lalu sebesar 5 persen.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan itu dipicu oleh pandemi virus Corona yang telah melemahkan pemulihan global. OECD kemudian memperingatkan bahwa dampak pelemahan pemulihan global bisa menjadi jauh lebih buruk jika pemerintah menarik dukungan terlalu cepat atau gagal memberikan vaksin yang efektif.
Ada penurunan yang sangat besar untuk kawasan euro dan Inggris, dengan proyeksi dipangkas menjadi 4,2 persen dari 7,6 persen. Proyeksi Amerika Serikat juga diturunkan menjadi 3,2 persen dari 4 persen.
"Kebijakan masih banyak yang harus dilakukan. Jika kesehatan masyarakat atau kebijakan fiskal goyah maka kita akan melihat hilangnya kepercayaan dan pandangan yang jauh lebih menyedihkan," kata Kepala Ekonom OECD Laurence Boone, dilansir Bloomberg, Rabu, 2 Desember 2020.
Meski terdapat optimisme mengenai pengembangan vaksin baru-baru ini, bank sentral cenderung bersikap hati-hati terhadap ketidakpastian yang masih menyelimuti ekonomi dunia. Upaya meredam penyebaran virus adalah salah satu faktor penentu dalam lintasan pemulihan.
Hal tersebut yang dinilai akan memungkinkan pemerintah untuk akhirnya mengakhiri lockdown, bisnis dapat beroperasi lagi dan orang-orang kembali bekerja. "Dampak ekonomi bisa sangat parah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko gejolak keuangan dari negara dan perusahaan yang rapuh, dengan pengaruh global," kata Boone.
Ada juga risiko tinggi divergensi di antara berbagai kawasan yang dapat berkembang menjadi perubahan jangka panjang dalam ekonomi dunia. Eropa dan Amerika Utara akan memberikan kontribusi pertumbuhan yang lebih sedikit pada 2021, sementara Cina akan menyumbang lebih dari sepertiga ekspansi global.
BISNIS
Baca: OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Minus 4,5 Persen