TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, menyarankan Presiden Joko Widodo alias Jokowi memilih Menteri Kelautan dan Perikanan pengganti Edhy Prabowo yang memprioritaskan budi daya komoditas maritim, termasuk lobster.
“Jangan ada ekspor benih lobster. Masalahnya, ada tantangan bagaimana membudidayakan benur menjadi lobster,” ujar Rusli saat dihubungi pada Rabu, 2 Desember 2020.
Menurut Rusli, pembukaan ekspor benur tidak akan memberikan nilai tambah bagi nelayan. Dia menjelaskan, harga lobster dewasa memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan benur. Bila harga benur per ekor dijual dengan nilai ribuan atau belasan ribu, lobster dewasa dapat dipasarkan dengan harga ratusan ribu rupiah.
Dari perhitungan tersebut, hasil ekspor komoditas dalam bentuk lobster dewasa digadang-gadang akan lebih meningkatkan potensi pendapatan nelayan serta pembudi daya.
Rusli yakin, bila budi daya berhasil, komoditas lobster akan berkontribusi meningkatkan indeks nilai tukar nelayan dan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia mengalahkan negara lain, seperti Vietnam.
“Lobster di Indonesia semakin banyak, panen juga makin meningkat,” katanya.