Setahun kemudian, SayurBox mulai berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas. Produk yang dijual di aplikasi pun bertambah, seperti daging dan makanan siap santap. SayurBox juga membangun infrastruktur logistik.
Seiring dengan perubahannya, Amanda mengakui makin banyak tantangan yang dihadapi. “Kami makin banyak tekanan dari investor. Makin banyak SKU, makin kompleks. Kami juga kehilangan lumayan banyak tim,” ujar Amanda.
Sementara itu pada 2020, SayurBox mengalami kemajuan pesat. Pandemi membuat masyarakat beralih ke pembelian bahan-bahan dasar secara online. SayurBox pun kebanjiran pesanan.
Lantaran belum siap memperoleh order dengan kapasitas besar, sistem SayurBox sempat bermasalah. Selama sepekan manajemen memutuskan untuk menghentikan pemesanan. “Kami memikirkan bagaimana beradaptasi dengan cepat. Jadi kami belajar dari pandemi,” katanya.
Selepas itu, kata Amanda, perusahaan makin memperlebar cakupannya. SayurBox kini membuka kerja sama dengan ribuan mitra petani. Ia menjamin stabilitas order pun meningkat signifikan.
Baca: Corona, Jumlah Transaksi Sayurbox Melonjak Empat Kali Lipat