TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan vaksinasi Covid-19 akan berlangsung lebih cepat bila terjadi sinergi antara perusahaan pelat merah dan swasta.
“Kalau sama swasta, vaksinasi bisa berjalan 8-9 bulan,” kata Erick dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR yang ditayangkan secara virtual, Senin petang, 30 November 2020.
Menurut Erick, dalam food print swasta, fasilitas milik perusahaan bisa menjangkau imunisasi vaksin terhadap 11 juta penduduk per bulan. Sedangkan fasilitas vaksin mandiri yang dimiliki perusahaan pelat merah hanya dapat menyasar 2,3 juta orang per bulan.
Bila vaksin berkukuh dilaksanakan perusahaan BUMN, Erick menjelaskan, pemerataan imunisasi akan membutuhkan waktu lebih lama. “Kalau penugasannya 75 juta, kita mau selesai sampai kapan. Tapi kalau bersama swasta bisa 13 juta per bulan, bisa lebih cepat,” katanya.
Erick Thohir memastikan Kementerian BUMN tidak ingin membentuk menara gading alias segala hal dipusatkan di perusahaan pelat merah. “Karena akhirnya yang rugi masyarakat,” ucapnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM memastikan baru ada satu vaksin Covid-19 yang masuk ke Indonesia dan akan segera memperoleh izin emergency use of authorization atau EUA, yaitu vaksin Sinovac. Sinovac adalah vaksin produksi Sinovac Biotech asal Cina yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Vaksin Covid-19 Sinovac sedang melalui uji coba tahap ketiga yang berlangsung sejak Agustus 2020. Sebanyak 1.620 relawan telah melalui uji klinis dan menerima suntikan pertama vaksin. Sedangkan 1.603 relawan di antaranya sudah menerima suntikan kedua.
Menyusul Sinovac, terdapat sejumlah produk vaksin yang akan melalui uji klinis di Indonesia. Produk vaksin tersebut adalah Pfizer, Sputnik, dan Astrazeneca. BPOM telah berkomunikasi dengan produsen vaksin untuk penggunaan produk tersebut sebagai bahan pengujian.
Baca juga: Kasus Covid Melonjak, Erick Thohir: Banyak di antara Kita Sudah Mulai Lengah
FRANCISCA CHRISTY ROSANA