Dalam proyek yang diperkirakan membutuhkan anggaran Rp90 triliun itu, Indonesia memiliki 60 persen saham di KCIC dan sisanya dikuasai oleh Cina.
Sebesar 60 persen saham Indonesia tersebut diwakili PT PSBI yang terdiri atas beberapa perusahaan BUMN, antara lain PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang memiliki saham 38 persen, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) sebesar 12 persen.
Pandemi Covid-19 sempat mengganggu proses pembangunan proyek kereta cepat Jakarta—Bandung. Namun, kini PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA meyakini mereka bisa memenuhi target penyelesaian akhir 2022.
Mahendra Vijaya Corporate Secretary WIKA menjelaskan bahwa progres pembangunan proyek kereta cepat saat ini terus menunjukkan perkembangan yang positif.
"Sampai Oktober 2020, proyek kereta cepat Jakarta—Bandung telah mencatatkan progres sebesar 58 persen lebih dengan target penyelesaian pada 2022," ujarnya kepada Bisnis, Selasa 3 November 2020 lalu.
Baca: Wijaya Karya: Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung 58 Persen