Adapun B100 yang dimaksud Edi adalah green diesel yang biasa disebut D100. Sejauh ini, pembuatan D100 masih menggunakan RBDPO sebagai bahan baku utamanya.
Di samping itu, IVO maupun ILO merupakan minyak nabati hasil pemrosesan tandan buah segar dengan proses yang lebih ramping. Dengan kata lain, harga IVO maupun ILO akan jauh lebih rendah dari RBDPO.
IVO dan ILO juga memiliki keleluasaan lebih dibandingkan RBDPO dari sisi tandan buah segar (TBS) yang dapat dijadikan bahan baku. Edi menyampaikan pembuatan IVO maupun ILO dapat menggunakan TBS yang sudah melebihi masa panen alias over ripped.
"Kalau [TBS yang] diambil untuk food grade itu 20-23 persen yield-nya. [Karena perbuatan IVO/ILO] yang over ripped bisa diambil, [yield-nya] sampai 30 persen [per TBS]," ucapnya.
Edi menyatakan saat ini telah dibangun pabrikan IVO/ILO uji coba di Pelalawan, Riau. Edi menyampaikan tujuan dari pabrik uji coba tersebut adalah menurunkan harga IVO/ILO agar tidak jauh berbeda dengan harga bahan bakar solar.