“Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi), kami telah meng-hire sebuah konsultan yang telah menangani Vietnam, Thailand, dan Dubai untuk membantu melakukan strategi-strategi,” tutur Wishnutama dalam rapat koordinasi yang ditayangkan secara virtual, Jumat, 27 November 2020.
Wishnutama menjelaskan, konsultan asing ini telah terbiasa menangani potensi-potensi wisata. Termasuk, kata dia, konsultan akan mendorong kemampuan masyarakat lokal untuk menghasilkan produk-produk UMKM.
Menurut dia, sektor pariwisata perlu memperoleh dukungan untuk menyiasati dampak ekonomi akibat Covid-19. Setelah menggandeng konsultan, pada tahun depan, Kementerian akan mengubah konsep pariwisata dari wisata masif ke wisata berkualitas.
Sebab dengan angka kunjungan wisatawan asing pada 2019 yang mencapai 16 juta, devisa yang didapatkan belum terlampau optimal. Angka tingkat kunjungan pun masih kalah dengan negara tetangga, seperti Singapura.
“Devisa yang dihasilkan Singapura itu US$ 27 juta, negara sebesar Pulau Samosir punya (angka kunjungan) 18 juta dengan devisa tersebut,” katanya.
Wishnutama berharap Indonesia belajar dari Australia. Dengan tingkat kunjungan wisatawan sebesar 10 juta, Negeri Kanguru bisa menghasilkan devisa US$ 45 juta per tahun. “Artinya ini quality tourism, jadi kami mencoba shifting strategi yang punya konsekuensi yang cukup banyak,” ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA