Sebelumnya, Michael mengungkapkan pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penekan bisnis perseroan sepanjang 9 bulan periode berjalan 2020. Penyebaran virus menurunkan aktivitas secara signifikan baik yang bersifat rutin maupun musiman seperti pariwisata.
Dia menjelaskan bahwa kinerja pendapatan dan biaya pada kuartal III 2020 jauh lebih baik dari kuartal II 2020. Pendapatan menurutnya naik 51 persen dan gross profit margin membaik dari sebelumnya 0,5 persen pada kuartal II 2020 menjadi 12,1 persen pada kuartal III 2020.
Michael menyebut earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) naik lebih dari sembilan kali lipat dari sebelumnya Rp 7,5 miliar pada kuartal II 2020 menjadi Rp 69 miliar. Posisi cash menurutnya berada di posisi yang sangat kuat Rp 731 miliar akhir September 2020.
“Recovery ini tentunya adalah bukti bahwa layanan Blue Bird sangat relevan dalam kondisi pandemi saat ini dan layanan kami masih menjadi pilihan customer untuk mobilitas mereka,” ujarnya.
BISNIS